Tren Penurunan Premi Asuransi Jiwa dari Dua Kanal Utama

Rabu, 10 Desember 2025 | 10:16:40 WIB
Tren Penurunan Premi Asuransi Jiwa dari Dua Kanal Utama

JAKARTA - Pergeseran kinerja distribusi premi kembali mewarnai industri asuransi jiwa sepanjang kuartal III-2025. 

Meski total premi masih menunjukkan peran penting bagi industri, dua kanal utama—bancassurance dan keagenan—justru mencatat penurunan. Kondisi ini menandakan adanya perubahan dinamika pemasaran produk asuransi, sekaligus membuka ruang bagi kanal alternatif yang kian berkembang.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa penurunan ini tidak terjadi secara tunggal, melainkan serempak pada dua kanal distribusi yang selama ini menjadi motor penjualan terbesar. Di sisi lain, kanal alternatif menunjukkan tren berbeda dengan pertumbuhan positif.

Pendapatan Premi Turun di Kanal Bancassurance

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menyampaikan bahwa total pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp 133,22 triliun pada kuartal III-2025. Dari total tersebut, bancassurance masih menjadi penyumbang terbesar meski mengalami penurunan.

Ia menjelaskan bahwa pendapatan premi melalui kanal bancassurance berada di angka Rp 55,28 triliun. Nilai tersebut turun 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski turun, Budi menegaskan bahwa bancassurance tetap mendominasi.
“Pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, kanal distribusi bancassurance tercatat masih mendominasi pendapatan premi. Sebanyak 41,5% pendapatan premi merupakan kontribusi dari kanal bancassurance,” ujarnya dalam konferensi pers AAJI di Jakarta Pusat, Senin.

Penurunan ini mencerminkan perlambatan aktivitas pemasaran lewat perbankan, namun tidak menggeser posisinya sebagai kanal paling strategis.

Kanal Keagenan Ikut Melemah, Porsi Masih Besar

Selain bancassurance, AAJI juga mencatat penurunan pada kanal keagenan atau agensi. Kanal ini telah lama menjadi salah satu tulang punggung pemasaran produk asuransi jiwa karena mengandalkan tenaga pemasar langsung.

Menurut Budi, pendapatan premi melalui kanal keagenan mencapai Rp 42,25 triliun pada kuartal III-2025. Angka tersebut menurun 1,7% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Meski mengalami penurunan, kontribusi kanal ini terhadap total pendapatan premi masih cukup besar.
“Porsinya terhadap total pendapatan premi 31,7%,” tuturnya.

Penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan yang dihadapi tenaga pemasar di lapangan, termasuk perubahan perilaku konsumen serta dinamika ekonomi yang mempengaruhi minat pembelian produk asuransi.

Kanal Alternatif Justru Tumbuh Positif

Di tengah tren pelemahan dari dua kanal utama, kanal distribusi alternatif menunjukkan kinerja sebaliknya. Kanal ini mencakup berbagai metode pemasaran non-konvensional yang terus berkembang seiring digitalisasi dan meningkatnya kebutuhan layanan korporasi.

Budi menerangkan bahwa nilai pendapatan premi dari kanal alternatif mencapai Rp 35,69 triliun pada kuartal III-2025. Angka tersebut menjadi penopang baru bagi industri dengan kontribusi 26,8% terhadap total pendapatan premi.

Ia merinci bahwa terdapat tiga komponen terbesar dalam kanal ini, yaitu direct marketing, employee benefit, dan pialang atau broker asuransi. Kombinasi ketiga komponen ini menunjukkan bahwa basis pemasaran produk asuransi kini semakin beragam.

Pertumbuhan kanal alternatif memperlihatkan bahwa pola distribusi asuransi jiwa mulai bergerak mengikuti kebutuhan konsumen yang berubah, termasuk melalui pendekatan digital, kerja sama perusahaan, maupun layanan perantara profesional.

Total Premi Masih Stabil Meski Dua Kanal Melemah

Walaupun bancassurance dan keagenan mengalami penurunan, total pendapatan premi industri tetap berada pada level signifikan sebesar Rp 133,22 triliun. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja industri masih relatif stabil, dengan kanal alternatif berperan penting dalam menjaga keseimbangan.

Penurunan dua kanal besar menjadi sinyal bagi pelaku industri untuk memperkuat strategi pemasaran. Sementara itu, pertumbuhan di kanal alternatif membuka peluang baru bagi perusahaan untuk memperluas penetrasi pasar.

Ke depan, perubahan pola distribusi ini dapat menjadi momentum bagi industri asuransi jiwa untuk lebih adaptif dalam menghadapi tantangan digital, kompetisi produk, serta perubahan perilaku konsumen. Dengan langkah strategis yang tepat, keseimbangan kontribusi dari seluruh kanal dapat terus terjaga demi keberlanjutan industri.

Terkini

5 Resep Kue Jadul Lezat untuk Nostalgia di Rumah

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:59 WIB

Teknik Memotong Kentang agar Kukusan Pulen dan Beraroma

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:56 WIB

Racikan Bumbu Bebek Goreng Empuk dan Gurih Rumahan

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:07:53 WIB