JAKARTA - Gempa kuat kembali mengguncang wilayah Jepang pada Senin malam, dan respons cepat pun diberikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Alih-alih menunggu laporan dampak, KBRI langsung mengarahkan seluruh WNI di Jepang untuk tetap waspada dan mengikuti seluruh instruksi otoritas setempat. Pendekatan antisipatif ini dinilai penting mengingat Jepang merupakan salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi di dunia.
Melalui pernyataan resmi yang diunggah Selasa pagi, KBRI mengingatkan bahwa gempa bumi merupakan fenomena alam yang lazim terjadi di Jepang. Karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama, terutama bagi WNI yang tinggal maupun beraktivitas di wilayah rawan guncangan.
Gempa tersebut berkekuatan 7,5 magnitudo dan berpusat di lepas pantai timur Prefektur Aomori pada pukul 23.15 waktu setempat, dengan kedalaman 54 kilometer. Meskipun terasa cukup kuat, hingga pukul 08.30 waktu setempat, KBRI melaporkan bahwa belum ada WNI yang terdampak oleh kejadian ini.
KBRI pun menekankan pentingnya memantau informasi resmi, mengingat potensi gempa susulan masih dapat terjadi sebagaimana peringatan yang dikeluarkan Japan Meteorological Agency (JMA).
Imbauan Kesiapsiagaan dari KBRI Tokyo
Dalam unggahan resmi di akun Instagram KBRI Tokyo, masyarakat Indonesia yang berada di Jepang diminta menjaga ketenangan namun tetap meningkatkan kewaspadaan.
KBRI mengingatkan pentingnya mengikuti perkembangan terbaru melalui kanal media nasional Jepang. Hal ini diperlukan agar WNI dapat segera merespons bila ada pengumuman mengenai potensi risiko lanjutan.
Selain itu, WNI diminta mengikuti seluruh arahan otoritas setempat, termasuk memahami rute evakuasi di sekitar tempat tinggal atau tempat kerja masing-masing. Pengetahuan ini menjadi faktor penting untuk menghadapi kondisi darurat yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Langkah Persiapan yang Diminta KBRI
KBRI tidak hanya memberikan imbauan, tetapi juga langkah konkret yang harus dipersiapkan WNI. Salah satunya adalah menyiapkan tas darurat yang berisi kebutuhan pokok untuk menyelamatkan diri saat situasi memaksa untuk segera berpindah.
Selain tas darurat, dokumen penting juga harus disiapkan dan disimpan di tempat yang mudah dijangkau. KBRI menekankan pentingnya membawa uang tunai secukupnya, mengingat akses perbankan dapat terganggu pascagempa.
Bagi WNI yang tinggal di wilayah utara Jepang, persiapan ini sangat penting karena gempa yang terjadi berada di wilayah yang kerap mengalami guncangan kuat. Dengan kesiapsiagaan yang baik, risiko keselamatan dapat ditekan seminimal mungkin.
Belum Ada Laporan WNI Terdampak
Dalam laporan resmi hingga Selasa pagi pukul 08.30 waktu setempat, KBRI Tokyo menegaskan bahwa belum ada warga negara Indonesia yang terdampak oleh gempa magnitudo 7,5 tersebut.
Meski demikian, KBRI terus memantau situasi melalui koordinasi dengan otoritas setempat dan jaringan komunitas Indonesia di Jepang. Pemantauan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan keselamatan seluruh WNI.
Bagi mereka yang berada dalam kondisi darurat, KBRI telah membuka layanan Hotline yang dapat dihubungi kapan saja. Dua nomor hotline disediakan oleh KBRI Tokyo, yaitu +81-80-3506-8612 dan +81-80-4940-7419. Sementara itu, KJRI Osaka dapat dihubungi melalui nomor +81-80-3113-1003.
Keberadaan hotline ini dirancang agar WNI tidak mengalami kesulitan mengakses bantuan ketika menghadapi situasi sulit.
Respons Pemerintah Jepang dan Potensi Gempa Susulan
Sebagai respons atas gempa yang terjadi, Pemerintah Jepang langsung mengaktifkan Gugus Tugas pada Crisis Management Center yang berada di kantor perdana menteri. Aktivasi gugus tugas ini merupakan bagian dari prosedur standar Jepang dalam menangani potensi bencana besar.
Selain itu, Cabinet Office dan Japan Meteorological Agency (JMA) mengeluarkan peringatan kewaspadaan terkait kemungkinan terjadinya gempa susulan. JMA melalui sistem peringatannya memberi sinyal bahwa guncangan berikutnya bisa saja terjadi, sehingga warga diminta tetap berhati-hati.
Peringatan ini secara tidak langsung menjadi pengingat bagi WNI agar tetap berada pada kondisi siaga. Dengan catatan bahwa Jepang memiliki sejarah aktivitas seismik yang panjang, langkah antisipasi harus dilakukan secara konsisten.
WNI Diminta Tetap Siaga dan Mengikuti Prosedur Keselamatan
Situasi pascagempa seringkali memerlukan kehati-hatian, mengingat risiko lanjutan seperti gempa susulan atau potensi kerusakan infrastruktur. Karena itu, KBRI kembali menekankan bahwa WNI wajib tetap memantau perkembangan situasi dari media resmi Jepang maupun otoritas setempat.
WNI juga diminta tidak mudah terpancing oleh informasi yang tidak jelas atau bersumber dari pihak yang tidak kredibel. Keakuratan informasi sangat penting untuk memastikan langkah keselamatan yang tepat.
Dengan imbauan yang diberikan KBRI Tokyo, diharapkan seluruh WNI dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan tetap waspada terhadap dinamika situasi di Jepang.