JAKARTA - Memasuki pekan kedua bulan ini, dinamika harga pangan kembali menjadi sorotan publik.
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola Bank Indonesia melaporkan pergerakan terbaru di sejumlah komoditas penting. Dari data yang dirilis pada Selasa pukul 09.02 WIB, terlihat bahwa cabai rawit merah dan telur ayam ras menjadi dua komoditas yang mencatat kenaikan signifikan di tingkat pedagang eceran nasional.
PIHPS mencatat harga cabai rawit merah kini berada di level Rp79.350 per kilogram, sementara telur ayam ras mencapai Rp32.550 per kilogram. Kenaikan ini kembali menegaskan bahwa komoditas hortikultura dan protein hewani masih menjadi kelompok pangan paling fluktuatif di berbagai daerah.
Pergerakan Cabai dan Bahan Masak Lain Masih Menonjol
Laporan PIHPS menunjukkan bahwa cabai rawit merah menjadi komoditas dengan angka tertinggi di antara kelompok cabai. Sementara itu, harga bawang dan beberapa kebutuhan dasar lainnya juga terpantau mengalami pergerakan.
Berdasarkan data harga pangan nasional, bawang merah tercatat Rp51.550 per kilogram, sedangkan bawang putih berada pada harga Rp39.750 per kilogram. Dua komoditas ini merupakan bahan pokok yang konsumsinya tidak pernah surut, sehingga perubahan harga selalu menjadi perhatian masyarakat.
Di sisi lain, komoditas cabai lain turut mengalami fluktuasi. Cabai merah besar berada di harga Rp58.300 per kilogram, cabai merah keriting Rp64.100 per kilogram, dan cabai rawit hijau Rp57.750 per kilogram. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kelompok cabai secara keseluruhan masih berada dalam rentang harga tinggi.
Beras Berbagai Kualitas Masih Stabil pada Harga Tinggi
Selain pergerakan cabai, PIHPS juga mencatat perkembangan harga beras, komoditas paling strategis bagi masyarakat. Meski tidak mengalami lonjakan, harga beras di sejumlah tingkat kualitas tetap berada pada kisaran yang relatif tinggi.
Data PIHPS menunjukkan:
Beras kualitas bawah I: Rp14.350 per kg
Beras kualitas bawah II: Rp14.300 per kg
Beras kualitas medium I: Rp15.850 per kg
Beras kualitas medium II: Rp15.750 per kg
Beras kualitas super I: Rp17.050 per kg
Beras kualitas super II: Rp16.600 per kg
Perbedaan harga antar-kategori ini menggambarkan bahwa pasokan beras secara umum masih stabil, namun tekanan harga belum sepenuhnya menurun. Konsumen rumah tangga masih menghadapi harga beras yang cenderung bertahan pada level menengah–atas.
Harga Daging, Gula, dan Minyak Goreng Juga Tercatat Bergerak
Komoditas protein hewani juga turut masuk dalam pemantauan PIHPS. Data hari ini menunjukkan bahwa daging ayam ras berada di harga Rp41.050 per kilogram.
Sementara itu, daging sapi kualitas I tercatat Rp141.050 per kilogram, dan kualitas II berada pada Rp133.000 per kilogram. Harga tersebut masih berada dalam kisaran normal, meski tetap memberi tekanan bagi sebagian kelompok masyarakat.
Komoditas berikutnya adalah gula pasir, yang termasuk kebutuhan rumah tangga utama. Gula pasir kualitas premium berada di harga Rp19.750 per kilogram, sementara gula pasir lokal tercatat Rp18.150 per kilogram. Meskipun tidak mengalami lonjakan tajam, harga gula masih berada di atas rata-rata sebelum periode gejolak harga pangan beberapa bulan terakhir.
Minyak goreng, komoditas yang sempat menjadi sorotan beberapa waktu lalu, juga masuk dalam laporan PIHPS kali ini. Data menunjukkan:
Minyak goreng curah: Rp18.750 per liter
Minyak goreng kemasan bermerek I: Rp22.450 per liter
Minyak goreng kemasan bermerek II: Rp21.450 per liter
Kondisi ini menegaskan bahwa harga minyak goreng memang kembali stabil, namun masih belum kembali ke level ideal bagi sebagian konsumen.
Pentingnya Pemantauan Rutin untuk Stabilitas Harga
Informasi dari PIHPS menjadi salah satu instrumen penting untuk membaca kondisi pasar dan menentukan kebijakan stabilisasi pangan. Dengan berbagai komoditas yang terus mengalami pergerakan, pemerintah dan otoritas terkait memerlukan data yang akurat untuk menjaga ketersediaan dan mengendalikan potensi inflasi pangan.
Kenaikan pada cabai rawit merah dan telur ayam ras menunjukkan bahwa faktor cuaca, distribusi, serta pasokan masih memengaruhi kestabilan harga di sejumlah wilayah. Sementara itu, harga beras yang cenderung stabil di level tinggi mengindikasikan perlunya penguatan pasokan dan tata niaga.
Secara keseluruhan, laporan PIHPS hari ini kembali menegaskan pentingnya koordinasi, monitoring harian, serta intervensi kebijakan yang tepat agar harga pangan dapat lebih terkendali dan tidak membebani masyarakat.